Pages

LAPORAN ANALISIS KESALAHAN PENULISAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


I.          JUDUL
Analisis kesalahan penulisan pada laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) berjudul “Brine Booster Pump” di PT Geodipa Energi Unit Dieng yang disusun oleh Aslam Muzakki Wahab (NIM. 3.31.04.5.07).

II.   LATAR BELAKANG
Dalam penyusunan laporan kita perlu memperhatikan tertib menulis, yaitu penerapan kaidah ejaan, pemilihan kata, penggunaan kalimat, penyajian paragraf, dan wacana.Ejaan yang digunakan berpedoman pada Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) yaitu pemakaian huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca. Penggunaan ejaan dengan benar akan dapat mencerminkan laporan yang tertib.Namun,kita masih sering menemui kesalahan penulisan dalam sebuah laporan yang tidak sesuia dengan EYD.Oleh karena itu,pemahaman mengenai EYD perlu ditingkatkan agar kita bisa membuat laporan yang baik dan benar.

III.  RUANG LINGKUP
Masih banyak kesalahan ejaan dan penulisan penulisan dalam penyusunan laporan praktik kerja lapangan. Namun laporan ini hanya akanmenganalisis kesalahan penulisan laporan praktik kerja lapangan yang berjudul “Brine Booster Pump” PT Geodipa Energi Unit Dieng yang disusun oleh Aslam Muzakki Wahab (NIM. 3.31.04.5.07).


IV.  LANDASAN TEORETIS
Mengacu pada Ejaan Yang Disempurnakan meliputi:
a.    Pemakaian Huruf
Pemakaian huruf terbagi menjadi huruf abjad,huruf vokal,diftong,huruf konsonan, persukuan,nama diri,huruf besar atau huruf kapital,dan huruf miring.
b.    Penulisan Kata
Penulisan kata terbagi atas kata dasar,kata turunan,kata ulang,gabungan kata,kata depan,kata awalan, kata si dan sang,kata ganti ku,kau,mu,dan nya, partikel,angka, dan lambang bilangan.
c.    Pemakaian Tanda Baca
Pemakaian tanda baca meliputi tanda titik ( . ),tanda koma ( , ),tanda titik koma ( ; ),tanda titik dua ( : ),tanda tanya ( ? ),tanda seru ( ! ),tanda kurung ( ( ) ),tanda hubung ( - ),tanda petik ganda ( “....” ),tanda pisah ( - ),tanda petik tunggal ( ‘....’ ),tanda ulang (....2) (angka 2 biasa),tanda penyingkat(apostrof) ( ‘ ),tanda garis miring ( / ),tanda elipsis ( .... ),tanda kurung siku ( [....] ).
d.   Penulisan Unsur Serapan
Istilah yang diambil dari bahasa asing dapat berupa bentuk dasar maupun akar atau pun bentuk derivasinya.Pada prinsipnya diambil bentuk tunggal(singular),kecuali kalau konteksnya condong bentuk jamak (plural).Untuk istilah asing yang telah lazim dipergunakan sebagai istilah Indonesia masih dapat dipakai walaupun bertentangan dengan salah satu kaidah pembentukan istilah.Ada juga istilah asing yang ejaannya tetap bertahan dalam semua bahasa,maka untuk bahasa Indonesia juga tetap dipakai dengan syarat diberi garis bawah atau dicetak miring.



e.    Kalimat Efektif
Kalimat efektif mempersyaratkan bahwa kalimat yang digunakan mudah dipahami.Kalimat itu singkat,padat,jelas,lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.

V.   TUJUAN
Laporan yang tertib adalah laporan yang memperhatikan tertib menulis sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui kesalahan penulisan laporan dan tidak mengulangi kesalahan penulisan dalam laporan yang akan kami tulis selanjutnya setelah mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) maupun tulisan-tulisan kami selanjutnya.

VI.  PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
1.    Pemenggalan kalimat dalam satu paragraf
1.1.      Latar Belakang Hlm. 1
Energi listrik sebagai sumber tenaga untuk memenuhi kebutuhan manusia amatlah penting artinya bagi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat baik di desa maupun di kota, bahkam roda perekonomian dan teknologi tidak akan berkembang pesat seperti sekarang ini tanpa adanya energi listrik, hampir semua industri dari yang berskala kecil maupun besar membutuhkan tenaga listrik.
1.1.1.      Pembahasaan
Paragraf diatas hanya terdiri dari 1 kalimat yang sangat panjang dan tidak efektif, maka dari itu dalam satu kalimat itu dapat dipenggal lagi menjadi 2 kalimat seperti pembetulan dibawah ini.
1.1.2.      Pembetulan
Energi listrik sebagai sumber tenaga untuk memenuhi kebutuhan manusia amatlah penting artinya bagi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat baik di desa maupun di kota, bahkam roda perekonomian dan teknologi tidak akan berkembang pesat seperti sekarang ini tanpa adanya energi listrik. Hampir semua industri dari yang berskala kecil maupun besar membutuhkan tenaga listrik.

1.2.      Pengertian Motor Induksi Hlm. 13
Motor induksi tiga fasa atau dikenal sebagai motor Asinkron, banyak digunakan untuk menghasilkan tenaga mekanik berupa putaran atau kecepatan, baik untuk mesin-mesin produksi pabrik maupun sebagai pompa. Adapun beberapa keuntungan menggunakan motor listrik antara lain :
1.      tersedia berbagai ukuran daya.
2.      mempunyai batas-batas pengaturan kecepatan yang luas.
3.      pengoperasian lebih mudah
4.      dapat dikendalikan secara otomatis maupun manual, bahkan dapat dikendalikan dari jarak jauh.
5.      tidak menyebabkan polusi
1.2.1.      Pembahasaan
Kata “Asinkron” seharusnya tidak diawali dengan huruf kapital dan yang benar seharusnya “asinkron”.
Huruf-huruf diawal kalimat pada setiap rincian setelah nomor urut diatas seharusnya ditulis dengan huruf kapital dan yang benar adalah :
1.      Tersedia berbagai ukuran daya.
2.      Mempunyai batas-batas pengaturan kecepatan yang luas.
3.      Pengoperasian lebih mudah.
4.      Dapat dikendalikan secara otomatis maupun manual, bahkan dapat dikendalikan dari jarak jauh.
5.      Tidak menyebabkan polusi.
1.2.2.      Pembetulan
Motor induksi tiga fasa atau dikenal sebagai motor asinkron, banyak digunakan untuk menghasilkan tenaga mekanik berupa putaran atau kecepatan, baik untuk mesin-mesin produksi pabrik maupun sebagai pompa. Adapun beberapa keuntungan menggunakan motor listrik antara lain :
1.      Tersedia berbagai ukuran daya.
2.      Mempunyai batas-batas pengaturan kecepatan yang luas.
3.      Pengoperasian lebih mudah.
4.      Dapat dikendalikan secara otomatis maupun manual, bahkan dapat dikendalikan dari jarak jauh.
5.      Tidak menyebabkan polusi.

1.3.      Pengertian Motor Induksi Hlm. 13
Harga motor listrik tidak dianggap mahal bila motor listrik tersebut mempunyai efisiensi yang tinggi, pertimbangan lainnya :
1.         faktor daya.
2.         peralatan yang digunakan.
3.         sumber daya yang tersedia.
4.         cara dan ongkos pemeliharaan.
5.         tersediannya suku cadang dipasaran.
1.3.1.      Pembahasaan
Huruf-huruf diawal kalimat pada setiap rincian setelah nomor urut diatas seharusnya ditulis dengan huruf kapital dan yang benar adalah :
1.         Faktor daya.
2.         Peralatan yang digunakan.
3.         Sumber daya yang tersedia.
4.         Cara dan ongkos pemeliharaan.
5.         Tersediannya suku cadang dipasaran.
1.3.2.      Pembetulan
Harga motor listrik tidak dianggap mahal bila motor listrik tersebut mempunyai efisiensi yang tinggi, pertimbangan lainnya :
1.         Faktor daya.
2.         Peralatan yang digunakan.
3.         Sumber daya yang tersedia.
4.         Cara dan ongkos pemeliharaan.
5.         Tersediannya suku cadang dipasaran.

1.4.      Pengertian Motor Induksi Hlm. 15
Selain penyesuaian-penyesuaian diatas, masih banyak yang perlu diperhatikan dalam pemilihan motor listrik, antara lain :
1.         ukuran daya motor listrik yang dibutuhkan
2.         tipe kerja motor yang digunakan
3.         edaran kerja
4.         pengasutan
5.         pengereman dan pembalikan putaran
6.         pengaturan kecepatan
7.         pendingin
8.         data dari sistem mekanis yang digerakan
1.4.1.      Pembahasaan
Huruf-huruf diawal kalimat pada setiap rincian setelah nomor urut diatas seharusnya ditulis dengan huruf kapital dan yang benar adalah :
1.         ukuran daya motor listrik yang dibutuhkan
2.         tipe kerja motor yang digunakan
3.         edaran kerja
4.         pengasutan
5.         pengereman dan pembalikan putaran
6.         pengaturan kecepatan
7.         pendingin
8.         data dari sistem mekanis yang digerakan
1.4.2.      Pembetulan
Selain penyesuaian-penyesuaian diatas, masih banyak yang perlu diperhatikan dalam pemilihan motor listrik, antara lain :
1.         ukuran daya motor listrik yang dibutuhkan
2.         tipe kerja motor yang digunakan
3.         edaran kerja
4.         pengasutan
5.         pengereman dan pembalikan putaran
6.         pengaturan kecepatan
7.         pendingin
8.         data dari sistem mekanis yang digerakan




  1. Ejaan

2.1.      Tujuan Praktek Kerja Lapangan Hlm. 1
Pelaksanaan kerja praktek diharapkan tercipta interaksi antara dunia pendidikan dengan dunia kerja yang sama-sama saling membutuhkan
2.1.1.      Pembahasaan
Kata “praktek” pada kalimat diatas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan kata dengan eajaan yang tidak baku, dan yang benar adalah “praktik”
2.1.2.      Pembetulan
Pelaksanaan kerja praktik diharapkan tercipta interaksi antara dunia pendidikan dengan dunia kerja yang sama-sama saling membutuhkan

2.2.      Batasan Masalah Hlm. 2
Karena banyaknya permasalahan yang ada diperusahaan tempat praktek kerja lapangan, maka laporan ini mengacu pada satu permasalahan tertentu.
Permasalahan yang kami sajiakan dan pembahasanya adalah Brine Booster Pump.
2.2.1.      Pembahasaan
Kata “diperusahaan” seharusnya kata tersebut dipisah antara kata “di” dan kata “perusahaan” dan yang benar “di perusahaan”
Kata “praktek” diatas tidak  baku dan tidak sesuai dengan ejaan sesuai Kamus Besara Bahasa Indonesia seharusnya “praktik”
Kata “Brine Booster Pump” diatas merupakan kata dari bahasa Inggris, dan apabila ditulis dalam bahasa Indonesia harus dicetak miring atau di garis bawahi dan seharusnya ditulis “Brine Booster Pump
2.2.2        Pembetulan
Karena banyaknya permasalahan yang ada di perusahaan tempat praktik kerja lapangan, maka laporan ini mengacu pada satu permasalahan tertentu.
Permasalahan yang kami sajiakan dan pembahasanya adalah Brine Booster Pump.

2.3.      Manfaat Praktek Kerja Lapangan Hlm. 2
Memperoleh pengalaman praktis system operasi peralatan yang diterapkan di PT. GOEDIPA dan mengetahui terapan-terapan toeri dan relevansinya.
2.3.1.      Pembahasaan
Kata “system” diatas merupakan kata dari bahasa Inggris, dan apabila ditulis dalam bahasa Indonesia harus dicetak miring atau di garis bawahi dan seharusnya ditulis “system” atau diserap dalam bahasa Indonesia yaitu ditulis “sistem”
Singkatan “PT. GEODIPA” menurut EYD,singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atauorganisasi, serta nama dokumentasi resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulisdengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Seharusnya ditulis “PT GEODIPA”
2.3.2        Pembetulan
Memperoleh pengalaman praktis sistem operasi peralatan yang diterapkan di PT GOEDIPA dan mengetahui terapan-terapan toeri dan relevansinya.

2.4.      Sejarah Pengembangan Proyek Panas Bumi di Dieng Hlm. 5
Dieng ditetapkan oleh menteri pertambangan dan energi dengan Surat Keputusan No 491/KPTS/M/Pertamb/1974 tanggal 17 agustus 1974 sebagai wilayah ke VI panas bumi bagi PERTAMINA.
2.4.1.      Pembahasaan
Kalimat “menteri pertambangan dan energi” yang merupakan sebuatan bagi seseorang sebagai menteri seharusnya ditulis dengan awal huruf kapital seluruh katanya seperti berikut “Menteri Pertambangan dan Energi”
Kata “agustus” yang menujukan nama bulan pada suatu tanggal seharusnya diawali dengan hurus kapital dan dibetulkan menjadi ”Agustus”
2.4.2.      Pembetulan
Dieng ditetapkan oleh Menteri Pertambangan dan Energi dengan Surat Keputusan No 491/KPTS/M/Pertamb/1974 tanggal 17 Agustus 1974 sebagai wilayah ke VI panas bumi bagi PERTAMINA.

2.5.      Sejarah Pengembangan Proyek Panas Bumi di Dieng Hlm. 6
Setelah kontrak operasi bersama (JOC) dengan PERTAMINA serat perjantian jual beli listrik (ESC) dengan PT. PLN (persero) ditandatangani pada tanggal 4 desember 1994, sejak tahun 1995 hingga tahun 1996 HCE melakukan kegiatan sebagai berikut :
a.       Pengeboran 15 sumur produksi dan sumur injeksi sehingga mampu menghasilkan uap di kepala sumur sebanayak 1940 ton/jam.
b.      Membangun jaringan pipa uap , separator, brine sistem dan gathering sistem, serta membangun pusat pembangkit tenaga listrik panas bumi uni 1 dieng dengan kapasitas terpasang 60 MW.
c.       Melakukan komisioning dan operasi komersial PLTP Unit 1 selama 72 jam pada tanggal 5 juli sampai tanggal 8 juli 1998.
2.5.1.      Pembahasaan
Singkatan “PT. PLN” menurut EYD,singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atauorganisasi, serta nama dokumentasi resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulisdengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Seharusnya ditulis “PT PLN”
Kata “brine sistem dan gathering sistem” diatas merupakan kata dari bahasa Inggris, dan apabila ditulis dalam bahasa Indonesia harus dicetak miring atau di garis bawahi dan seharusnya ditulis “brine sistem dan gathering sistem” atau dapat ditulis dalam bentuk bahasa Inggris seluruhnya yaitu ditulis “brine system dan gathering system
Kata “dieng” yang merupakan kata tempat atau daerah seharusnya ditulis dengan awalan huruf kapital menjadi “Dieng”
Kata “desember” dan “juli” yang menujukan nama bulan pada suatu tanggal seharusnya diawali dengan hurus kapital dan dibetulkan menjadi “Desember” dan ”Juli”

2.5.2.      Pembetulan
Setelah kontrak operasi bersama (JOC) dengan PERTAMINA serat perjantian jual beli listrik (ESC) dengan PT PLN (persero) ditandatangani pada tanggal 4 Desember 1994, sejak tahun 1995 hingga tahun 1996 HCE melakukan kegiatan sebagai berikut :
d.      Pengeboran 15 sumur produksi dan sumur injeksi sehingga mampu menghasilkan uap di kepala sumur sebanayak 1940 ton/jam.
e.       Membangun jaringan pipa uap , separator, brine sistem dan gathering sistem, serta membangun pusat pembangkit tenaga listrik panas bumi uni 1 Dieng dengan kapasitas terpasang 60 MW.
f.       Melakukan komisioning dan operasi komersial PLTP Unit 1 selama 72 jam pada tanggal 5 Juli sampai tanggal 8 Juli 1998.

2.6.      Sejarah Pengembangan Proyek Panas Bumi di Dieng Hlm. 7
Pada bulan september 2000 sampai agustus 2002 OPIC dan PERTAMINA menandatangani kerjasama untuk melakukan perawatan dan pemeliharaan fasilitas asset yang ditinggalkan HCE.
Selanjutnya Menteri Keuanagn RI melalui surat No. 436/MK02/200 tanggal 2 september 2001 menunjuk PT. PLN (persero) untuk menerima dan mengelola asset Dieng dan Patuha. Pada 5 agustus 2001 perusahaan patungan antara PT. PLN dan PERTAMINA disebut PT. GEODIPA ENERGI.
2.6.1        Pembahasaan
Kata “september” dan “agustus” yang menujukan nama bulan pada suatu tanggal seharusnya diawali dengan hurus kapital dan dibetulkan menjadi “September” dan ”Agustus”
Singkatan “PT. PLN” dan “PT. GEODIPA ENERGI” menurut EYD,singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atauorganisasi, serta nama dokumentasi resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulisdengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Seharusnya ditulis “PT PLN” dan “PT GEODIPA ENERGI”.
2.6.2        Pembetulan
Pada bulan September 2000 sampai Agustus 2002 OPIC dan PERTAMINA menandatangani kerjasama untuk melakukan perawatan dan pemeliharaan fasilitas asset yang ditinggalkan HCE.
Selanjutnya Menteri Keuanagn RI melalui surat No. 436/MK02/200 tanggal 2 September 2001 menunjuk PT. PLN (persero) untuk menerima dan mengelola asset Dieng dan Patuha. Pada 5 Agustus 2001 perusahaan patungan antara PT PLN dan PERTAMINA disebut PT GEODIPA ENERGI.


2.7.      Pemanas Motor ListrikHlm. 18
Dalam pengoperasian motor listrik akan selalu mengalami perubahan suhu. Di dataran tinggi Dieng ini suhunya sangat minim sehingga kenaikan suhu pada saat motor beroperasi tidak begitu berarti mempengaruhi kerja motor. Akan tetapi, pada saat motor tidak beroperasi udara dingin dari luar dapat mengakibatkan kelembaban/kondensasi pada rotor dan stator. Oleh karena itu, pada motor Brine Booster Pump menggunakan elemen pemanas (motor super heater) agar tidak terjadi pengembunan di stator dan rotor pada saat motor tidak beroperasi.
Heater tersebut diletakkan pada bagian luar dari kumparan stator yang berbentuk seperti belt yang melingkar pada luar kumparan stator yang kemudian diberi penutup luar.
2.7.1.      Pembahasaan
Kata “Brine Booster Pump”, “motor super heater”, “Heater” dan “belt” merupakan kata dari bahasa asing, sehingga apabila ditulis kedalam tatanan bahasa Indonesia sesuai EYD maka kata-kata asing tersebut harus ditulis dengan cetakan miring atau bergarisbawah yang seharusnya ditulis “Brine Booster Pump”,“motor super heater”, “Heater” dan “belt
2.7.2.      Pembetulan
Dalam pengoperasian motor listrik akan selalu mengalami perubahan suhu. Di dataran tinggi Dieng ini suhunya sangat minim sehingga kenaikan suhu pada saat motor beroperasi tidak begitu berarti mempengaruhi kerja motor. Akan tetapi, pada saat motor tidak beroperasi udara dingin dari luar dapat mengakibatkan kelembaban/kondensasi pada rotor dan stator. Oleh karena itu, pada motor Brine Booster Pump menggunakan elemen pemanas (motor super heater) agar tidak terjadi pengembunan di stator dan rotor pada saat motor tidak beroperasi.
Heater tersebut diletakkan pada bagian luar dari kumparan stator yang berbentuk seperti belt yang melingkar pada luar kumparan stator yang kemudian diberi penutup luar.

2.8.      Jenis Isolasi Motor Listrik Hlm. 20
Isolasi merupakan bagian yang sangat penting dari motor listrik, karena dengan adanya system isolasi yang baik dapat memperpanjang umur dari motor listrik tersebut. Adapun berbagai jenis isolasi tergantung pada bahan isolasinya (rubben).
-    Kelas A           : temperature batas maksimum 105oC.
-    Kelas E            : temperature batas maksimum 120oC.
-    Kelas B           : temperature batas maksimum 130oC.
-    Kelas F            : temperature batas maksimum 135oC.
-    Kelas H           : temperature batas maksimum 180oC.
-    Kelas C           : temperature batas maksimum -180oC.
2.8.1        Pembahasaan
Kata “temperature” diatas merupakan kata dari bahasa asing atau bahasa Inggris yang apabila ditulis dalam bahasa Indonesia harus ditulis dengan dicetak miring/digarisbawahi atau diserap dalam bahasa Indonesia yaitu menjadi kata “temperatur”.
2.8.2        Pembetulan
Isolasi merupakan bagian yang sangat penting dari motor listrik, karena dengan adanya system isolasi yang baik dapat memperpanjang umur dari motor listrik tersebut. Adapun berbagai jenis isolasi tergantung pada bahan isolasinya (rubben).
-    Kelas A           : temperatur batas maksimum 105oC.
-    Kelas E            : temperatur batas maksimum 120oC.
-    Kelas B           : temperatur batas maksimum 130oC.
-    Kelas F            : temperatur batas maksimum 135oC.
-    Kelas H           : temperatur batas maksimum 180oC.
-    Kelas C           : temperatur batas maksimum -180oC.

2.9.      Pengoperasian Brine Booster Pump Hlm. 28
Pengendalian brine booster pump dilakukan secara otomatis atau manual yang diatur oleh DCS (Distribution Control System) yang terletak pada well pad #28 dan dikontrol pada MCC (Motor Control Center).
2.9.1        Pembahasaan
Kata “brine booster pump” diatas merupakan kata dari bahasa Inggris, dan apabila ditulis dalam bahasa Indonesia harus dicetak miring atau digarisbawahi dan seharusnya ditulis “brine booster pump”.

2.9.2        Pembetulan
Pengendalian brine booster pump dilakukan secara otomatis atau manual yang diatur oleh DCS (Distribution Control System) yang terletak pada well pad #28 dan dikontrol pada MCC (Motor Control Center).

2.10.  Kondisi Fisik Pompa Hlm. 30
Pada Brine Booster Pump presentase terjadinya penyumbatan akibat scalling sangatlah besar, untuk itu sebelum air brine masuk kedalam pompa harus dilewatkan pada filter yang terbuat dari stainless yang disebut ‘stainer’.
2.10.1          Pembahasaan
Kata “brine”, “stainless”, dan “stainer” diatas merupakan kata-kata bahasa asing yang belum diserap ke bahasa Indonesia, maka dari itu apbila kata-kata tersebut ditulis kedalam bahasa Indonesia harus ditulis dengan cetakan miring atau digarisbawahi seperti berikut “brine”, “stainless”, dan “stainer”.
2.10.2    Pembetulan
Pada Brine Booster Pump presentase terjadinya penyumbatan akibat scalling sangatlah besar, untuk itu sebelum air brine masuk kedalam pompa harus dilewatkan pada filter yang terbuat dari stainless yang disebut ‘stainer’.

pdf nya men

Tidak ada komentar:

Posting Komentar